Breaking News
Loading...
Wednesday, October 23, 2019

Info Post
365IniDewa.Net - Manchester City pernah mempermalukan Manchester United di Old Trafford. Tepat hari ini, delapan tahun yang lalu, Man City menghajar Setan Merah dengan skor telak 6-1.

Proyek pembangunan Man City dimulai 11 tahun yang lalu, tepatnya ketika dibeli Sheikh Mansour pada tahun 2008 lewat Abu Dhabi United Group. Kini, mereka berada di bawah naungan City Football Group (CFG).

Sejak saat itu, misi Man City hanya satu: mendobrak papan atas Premier League dan merusak dominasi MU serta tim-tim kuat lain dalam empat besar.

Mewujudkannya tidak mudah, butuh beberapa tahun bagi Man City untuk meraih trofi Premier League pertama mereka.

Proyek Roberto Mancini
 
Sejak pertama kali memulai proyek besar itu, Man City menunjuk Roberto Mancini sebagai pelatih yang dianggap tepat. Pilihan ini tak keliru, Mancini berhasil mempersembahkan trofi Premier League pada musim 2011/12, salah satu musim terbaik Man City.

Cara Man City menjadi juara pun tidak bisa dikatakan biasa-biasa saja, justru terbilang istimewa. Kala itu, mereka harus bersaing ketat dengan Manchester United sampai pertandingan terakhir.

Fans Man City mungkin masih ingat teriakan: "Agueroooooo!" di laga terakhir mereka. Ya, penyerang Argentina ini mencetak gol krusial ke gawang QPR pada pertandingan terakhir.

Gol di menit 90+4 ini menggulingkan MU yang sempat jadi juara selama beberapa menit sebelumnya. Gol ini akan selalu dikenang dalam sejarah besar Man City.

Why Always Me?
 
Selain menggulingkan MU dari takhtanya, Man City juga benar-benar menghajar MU musim itu. Beberapa bulan sebelumnya, pada laga tandang ke Old Trafford, mereka menegaskan bahwa Manchester juga bisa jadi biru.

Jika Aguero jadi aktor juara, kemenangan di Old Trafford ini merupakan panggung Mario Balotelli, si bocah tengil. Tidak main-main, Man City menghajar MU 6-1 tepat di hadapan pendukung mereka sendiri.

Balotelli mencetak dua gol pertama Man City pada pertandingan itu, tepat di menit ke-22 dan 60. Bukan Balotelli jika tenang-tenang saja setelah mencetak gol, dia menyuguhkan selebrasi kontroversial.

Usai mencetak gol, Balotteli berlari ke sudut lapangan dan membuka jerseynya untuk menunjukkan tulisan "Why Always Me" di dada. Selebrasi ini ikonik dan terus dikenang sampai sekarang.