Breaking News
Loading...
Tuesday, June 2, 2020

Info Post

365INIDEWA - Tidak terasa Jesse Lingard sudah 20 tahun menjadi bagian dari skuad Manchester United. Ada banyak momen yang dilalui, tetapi dia memilih final Piala FA 2016 sebagai momen terbaik.

Jesse Lingard mulai bergabung dengan Manchester United pada 2000 silam, tepat 20 tahun lalu. Saat itu, dia masuk ke tim muda Setan Merah. Jesse Lingard baru berusia tujuh tahun saat pertama kali masuk United.

Jesse Lingard kemudian promosi ke tim utama pada 2011. Namun, dia tak langsung menjadi pemain inti. Jesse Lingard sempat dipinjamkan ke empat klub yakni Leicester City, Birmingham City, Brighton & Hove, dan Derby County.

Namanya baru benar-benar masuk skuad inti United pada 2015/2016. Pada musim tersebut, dia memainkan 25 laga di Premier League. Jesse Lingard mampu mencetak empat gol dari laga yang dimainkan.

Momen Terbaik Jesse Lingard di MU

Jesse Lingard telah melewati banyak momen penting di Manchester United. Dia ikut membawa tim menjadi juara Liga Europa musim 2016/2017 lalu. Lalu, ada juga gelar Piala Liga Inggris di musim yang sama.

Namun, bukan kedua gelar itu yang menjadi momen terbaik Jesse Lingard di Manchester United. Dia memilih final Piala FA 2015/2016 sebagai momen terbaik dalam karirnya di Old Trafford.

"Ada banyak kenangan indah di Manchester United, terutama di Piala FA. Tetapi, Liga Europa juga momen yang brilian. Saat itu, tim masih sangat muda," buka Jesse Lingard di situs resmi Manchester United.

"Ada banyak pemain yang belum pernah meraih juara. Wayne Rooney dan Michael Carrick juga belum pernah juara [Piala FA]. Ini penting bagi kami dan mereka," kata Jesse Lingard.

Trofi Pertama dan Gol Penentu Jesse Lingard

Manchester United, yang kala itu dilatih Louis van Gaal, menjadi juara Piala FA 2016. Pada laga final, Setan Merah menang dengan skor 1-2 atas Crystal Palace. Jesse Lingard mencetak gol penentu kemenangan United pada menit ke-110.

"Itu sangat penting bagi pemain muda, meraih trofi pertama untuk klub," kata Jesse Lingard.

"Setelah kami meraihnya, ada rasa lapar untuk menjadi pemenang dan meraih lebih banyak trofi. Suasana sungguh campur aduk, hari yang gila di Wembley. Bahkan, itu hari yang terbaik bagi kami," tutup pemain 27 tahun tersebut.