Breaking News
Loading...
Sunday, June 21, 2020

Info Post

365INIDEWA - Giovanni Cobolli Gigli menilai Juventus tidak punya indentitas yang jelas bersama Maurizio Sarri dan Cristiano Ronaldo. Menurut sang mantan presiden, Juventus kini lebih menekankan sepak bola individual.

Juventus memakai jasa Maurizio Sarri pada awal musim 2019/2020 ini. Si Nyonya Tua menunjuk pelatih 62 tahun tersebut untuk menggantikan tugas Massimiliano Allegri yang sejatinya cukup sukses di Juventus.

Perjalanan Sarri bersama Juventus dinilai tidak cukup mulus. Setelah tampil kurang meyakinkan di awal musim, mereka juga gagal menjadi juara di Supercoppa Italia. Kalah dari Lazio di final.

Paling baru, Juventus juga kalah dari Napoli pada laga final Coppa Italia. Juventus dua musim beruntun gagal di Coppa Italia, setelah empat musim sebelumnya sukses menjadi juara beruntun.

Tidak Punya Identitas
Giovanni Cobolli Gigli merasa aneh dengan kegagalan Juventus di Coppa Italia musim 2019/2020. Dia menilai kombinasi strategi racikan Sarri dan kinerja Ronaldo di atas lapangan belum padu dan Juventus tidak punya identitas.

"Tidak bisa dimengerti bahwa Juventus belum punya identitas. Dengan mengontrak Ronaldo, Juventus menghiraukan sepak bola kolektif demi fokus pada individu," ucap Giovanni Cobolli Gigli kepada Radio Sportiva dikutip dari Football Italia.

"Max Allegri berhasil melakukannya [sepak bola kolektif]," sambung Cobolli Gigli .

Cobolli Gigli menyerang Sarri atas kegagalan Juventus ini. Mantan pelatih Chelsea itu dianggap tidak bisa mengelola pemain bintang dengan tepat. Dia mungkin pernah sukses di Napoli, tetapi gagal mengelola Ronaldo di Juventus.

"Jika dia berhasil memenangkan Serie A dan terus maju di Liga Champions, maka dia dapat mempertahankan pekerjaannya, jika tidak sebaiknya berpisah saja dengan Juventus," kata Cobolli Gigli.

Kekalahan di Final Coppa Italia
Cobolli Gigli nampaknya benar-benar tidak bisa menerima kegagalan Juventus di final Coppa Italia. Cobolli Gigli tidak sepakat dengan Sarri yang menyebut Juventus kalah karena pemain Napoli menendang penalti dengan lebih baik.

"Juventus bermain baik melawan Inter tiga bulan lalu, tetapi melawan Milan dan Napoli mereka punya banyak penguasaan bola dengan sedikit shots," kata Cobolli Gigli.

“Apa yang saya keluhkan dari Sarri, orang yang secara pribadi tidak saya kagumi, adalah bahwa dia mengatakan Juventus kalah karena Napoli menendang penalti lebih baik. Menurut pandangan saya, kami kalah karena kami tidak punya tekad," kata Cobolli Gigli.