Breaking News
Loading...
Monday, May 11, 2020

Info Post

365INIDEWA - Rieska Wulandari memberikan sejumlah pandangannya soal kemungkinan digulirkannya lagi Serie A Italia, yang sempat terhenti akibat pandemi Corona. Jurnalis Indonesia yang berada di Italia ini menyebut bahwa sudah ada sejumlah suara untuk menggelar lagi kompetisi.

"Di Italia, dalam fase kedua ini, memang sudah ada beberapa aktivitas yang bisa dilakukan. Salah satunya, adalah sepak bola," ujar Rieska, dalam wawancara melalui live instagram akun @lazioindonesia.

"Namun, yang menjadi catatan, semua tetap dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan," sambungnya.

Menurut Rieska, yang tinggal di Milan ini, ada satu hal yang saat ini menjadi concern utama sebelum menggulirkan lagi Serie A. Hal tersebut, sambungnya, adalah bagaimana menerapkan protokol kesehatan di dalam stadion.

"Concern utamanya adalah bagaimana stadion bisa menampung banyak penonton dan tetap tak mencederai protokol kesehatan. Inilah yang sekarang sedang dipikirkan," tutur Rieska.

Rieska menyebut, pemikiran ini berkembang karena pertandingan sepak bola bisa menjadi salah satu vektor penyebaran virus Corona. Italia sendiri sempat merasakan langsung hal ini usai laga antara Atalanta dan Valencia pada laga 16 besar Liga Champions, akhir Februari lalu.

Waktu itu, sekitar 40 ribu penggemar La Dea -julukan Atalanta- disinyalir membawa pulang virus Corona dari Milan, lokasi laga dan salah satu pusat awal virus Corona di Italia, ke Bergamo. Bergamo sendiri merupakan salah satu wilayah yang paling parah terdampak. Ada lebih dari 500 orang meninggal akibat dampak virus Corona di wilayah tersebut.

Jaga Investasi

Selain mencari formulasi yang paling tepat untuk mengikuti protokol kesehatan, ada hal lain yang membuat sejauh ini belum ada kepastian soal kelanjutan kompetisi. Menurut Rieska, yang sudah sepuluh tahun berdomisili di Italia tersebut, adalah pemikiran dari pemilik klub untuk menjaga investasi mereka.

"Pemain-pemain ini merupakan investasi yang sangat mahal bagi klub," tutur Rieska.

"Karenanya, sejauh ini, mereka masih menimbang-nimbang risiko situasi yang ada. Pasalnya, jika sampai terpapar, tak mudah bagi siapa pun untuk pulih dalam waktu cepat," sambungnya.

Lebih lanjut, klub-klub akhirnya berinovasi untuk menjaga aset mereka tersebut. Salah satunya adalah menggunakan peralatan modern.

"Di Sampdoria, latihan dibantu oleh sejumlah alat dan mesin," papar Rieska.

"Ini untuk menjaga agar para pemain tidak terlalu intens berinteraksi dengan yang lain," ia menambahkan.

Rindu dan Sayang

Lebih lanjut, Rieska menyebut bahwa para pencinta sepak bola Italia sudah tak sabar menantikan Serie A kembali bergulir. Pasalnya, sepak bola sudah menjadi budaya di Italia.

"Sepak bola merupakan sektor yang sangat penting bagi orang-orang Italia. Ini sudah jadi budaya," tutur Rieska.

"Ada faktor ekonomi juga dalam kompetisi ini. Pemasukan sangat besar," imbuhnya.

Namun, di sisi lain, para pencinta sepak bola Italia benar-benar mencintai para pesepak bola yang menjadi jagoan mereka. Menurut Rieska, hal ini pula yang membuat mereka seakan gamang kompetisi digelar lagi dalam situasi ini karena takut idola mereka terpapar virus Corona.

"Jadi, sikap mereka ini antara rindu dan sayang," tandasnya.