22 Tahun karir kepelatihan seorang Wenger dihabiskan di Arsenal. Sehingga tidak bisa diragukan lagi kalau dirinya adalah sosok legenda bagi salah satu klub raksasa Premier League tersebut.
Kendati lama menjadi pelatih Arsenal, namun karir Wenger tidak begerlimang prestasi. Selama 22 tahun, Wenger hanya mempersembahkan tiga trofi Premier League saja.
Tapi, dari ketiga trofi tersebut, ada satu yang membuat Arsenal jadi dikenang oleh seluruh penikmat sepak bola. Trofi tersebut diraih pada musim 2003/04, di mana Arsenal meraihnya tanpa meraih kekalahan.
Enggan Kembali ke Arsenal
Perlu diketahui bahwa keberhasilan Wenger tidak bisa diukur dari segi prestasi semata. Ia terhitung sukses karena mampu mencetak pemain-pemain bertalenta yang sekarang memperkuat banyak raksasa Eropa.
Setelah meninggalkan Arsenal, Wenger menerima jabatan sebagai kepala pengembangan sepak bola global di FIFA. Tentu saja, pintu the Gunners selalu terbuka bagi pria berusia 70 tahun tersebut.
Namun Wenger menegaskan komitmen untuk meninggalkan the Gunners secara total. Bahkan dirinya pun enggan kembali menginjakkan kaki di Emirates Stadium.
"Akankah saya kembali ke Emirates Stadium? Saya selalu bilang kepada diri sendiri bahwa saya akan meninggalkan Arsenal sepenuhnya. Itulah keputusan yang saya buat," ujarnya kepada beIN Sport.
Berhasil Menjaga Nilai-nilai Arsenal
Wenger mungkin bisa memperbaiki kisahnya dengan Arsenal yang sekarang diperkuat banyak talenta muda. Tetapi, ia merasa perjalanannya sudah cukup bagus meski tak dihiasi prestasi yang mentereng.
"Saya menemani klub dalam 1.235 pertandingan, saya telah melewati masa-masa baik dan buruk di sana, namun kami selalu mencoba untuk mempertahankan nilai-nilai klub. Dan saya pikir kami berhasil melakukannya," pungkasnya.
Sekarang Arsenal sedang ditukangi mantan pemain asuhan Wenger dulu, Mikel Arteta. Sejauh ini, Arteta berhasil mengangkat pencapaian the Gunners meski belum terlihat signifikan.
Arteta sendiri bukanlah suksesor langsung Wenger. Sebelum ia datang, Arsenal sempat ditukangi Unai Emery yang hanya bertahan selama dua musim saja.
